Langsung ke konten utama

Belajar Dari Kebodohan

Syaikh Usamah Ar Rifa'i pernah bercerita tentang seorang lelaki yang mengaku sebagai tuhan.

Setelah belajar lebih banyak, akhirnya ia mengaku sebagai nabi.

Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia bertaubat dan mengaku sebagai seorang muslim yang shalih.

Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia mengaku sebagai orang yang banyak dosa.

Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia mengaku sebagai orang yang paling berdosa di dunia ini.

***

Begitulah saudaraku, semakin banyak belajar kita akan tahu bahwa sebenarnya kita masih belum apa-apa di bandingkan dengan orang-orang shalih terdahulu.

Semakin banyak belajar, kita akan semakin tahu aib-aib kita, akan semakin tersingkap cacat-cacat kita yang selama ini tertutupi oleh kesombongan kita.

Kalau kita belum bisa melihat aib-aib itu, berarti mata hati kita masih dibutakan oleh sebuah dosa besar yang harus kita taubati segera sebelum mati.

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua.

~ Ustadz Danang Kuncoro W

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemrograman Shell

Dalam sistem operasi ternyata juga ada pemrograman, nah kira-kira pemrograman apa yang ada di sistem operasi itu, Pemrograman shell namanya, kali ini saya akan berbagi tentang dasar-dasar pemrograman shell, banyak latihan juga disini, semoga bermanfaat.

Istri Bagi Suaminya

Istri Bagi Suaminya Dia adalah wanita yang aku ambil seketika menggenggam tangan ayahnya, dengan mengucap nama Allah, atas perintah-Nya, untuk senantiasa berada di jalan-Nya Untuk aku bimbing bukan aku marahi, untuk aku didik bukan aku salahkan, untuk membersamaiku bukan hanya untuk melayani. Disampingku bukan di depan atau di belakang Kehormatan diriku kupercayakan kepadanya, sebagaimana aku memuliakan fitrahnya sebagai seorang Muslimah. Maka apatah hanya hartaku dan rumahku, itu baginya Tiap kesalahannya adalah tanggunganku, tiap kebaikannya ada juga pahalaku. Maka bila dia salah, salahkanlah diriku yang belum mampu mendidiknya dengan sepenuhnya Darinya aku memiliki keturunan, dia didik sebagaimana dia mendidik dirinya sendiri bahkan lebih. Darinya aku mengenal pengorbanan dan kepatuhan dalam kesabaran Telinganya punya hak atas kelembutan lisanku. Matanya punya hak atas indahnya perlakuanku. Batinnya punya hak atas ruku dan sujud serta rangkaian doaku Hanya saja, tuli