Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Belajar Dari Kebodohan

Syaikh Usamah Ar Rifa'i pernah bercerita tentang seorang lelaki yang mengaku sebagai tuhan. Setelah belajar lebih banyak, akhirnya ia mengaku sebagai nabi. Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia bertaubat dan mengaku sebagai seorang muslim yang shalih. Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia mengaku sebagai orang yang banyak dosa. Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia mengaku sebagai orang yang paling berdosa di dunia ini. *** Begitulah saudaraku, semakin banyak belajar kita akan tahu bahwa sebenarnya kita masih belum apa-apa di bandingkan dengan orang-orang shalih terdahulu. Semakin banyak belajar, kita akan semakin tahu aib-aib kita, akan semakin tersingkap cacat-cacat kita yang selama ini tertutupi oleh kesombongan kita. Kalau kita belum bisa melihat aib-aib itu, berarti mata hati kita masih dibutakan oleh sebuah dosa besar yang harus kita taubati segera sebelum mati. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua. ~ Ustadz Danang Kuncoro W

Dunia Yang Fana

Dunia Tempat Singgah Sesaat Banyak orang lupa atau tidak sadar bahwa dunia hanya sebagai tempat peristirahatan sementara dan tempat tinggal sejenak untuk mencari bekal perjalanan menuju kampung akhirat. Oleh karena itu dunia hanya sebagai lahan untuk beramal dan tempat untuk beribadah kepada Allah SWT, sedangkan akhirat sebagai kampung menuai balasan dan memetik pahala. Betapa indahnya tafsir ulama terhadap Firman Allah SWT yang artinya : " Dan Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. " ( Al-Qashash:77 ). Yang menegaskan : Carilahdengan karunia Allah yang diberikan kepadamu untuk kepentingan Akhirat, yaitu Surga, karena seorang Mukmin harus bisa menggunakan nikmat dunia untuk kepentingan Akhirat, bukan untuk (kepentingan) tanah, (kenikmatan) air, kesombongan melampaui batas. Sehingga seakan-akan mereka berkata, " Janganlah kamu terlena karena kamu